top of page

Serba-serbi Diabetes Melitus Tipe 2


Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula di dalam darah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes di Indonesia diamati mengalami kenaikan sebesar 2% dari data sebelumnya di tahun 2013. Peningkatan jumlah pasien diabetes di Indonesia menunjukkan bahwa penyakit diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan perhatian serius di samping penyakit kronis lain seperti hipertensi. Pasalnya, kondisi diabetes yang tidak tertangani dengan baik membawa banyak konsekuensi kesehatan jangka panjang berupa beragam komplikasi yang dapat mengancam jiwa dan menurunkan kualitas hidup pasien.


Secara umum, dikenal dua macam tipe penyakit diabetes yakni diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. Diabetes yang paling sering terjadi pada sebagian besar pasien adalah diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 2 erat kaitannya dengan kegagalan sel-sel tubuh dalam menggunakan insulin, serta pada sebagian kasus juga berkaitan dengan penurunan produksi insulin dari organ pankreas. Untuk mengenal lebih jelas seputar penyakit diabetes melitus tipe 2, simak pembahasan berikut!


Mengetahui Diabetes Melitus Tipe 2 dan Penyebabnya


Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas yang berfungsi untuk memungkinkan terjadinya transpor gula dari darah ke dalam sel-sel di tubuh untuk dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada pasien diabetes tipe 2, jaringan tubuh mengalami kegagalan atau penurunan dalam merespons insulin secara normal. Hal inilah dikenal juga dengan fenomena resistansi insulin. Ketika sensitivitas jaringan terhadap insulin berkurang, terjadi penumpukan gula di dalam darah. Di sisi lain, tubuh akan memicu sel-sel pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin sebagai upaya mengembalikan tingkat responsivitas jaringan tersebut. Pada tahap tertentu, pankreas tidak mampu lagi menghasilkan insulin yang diperlukan sehingga memperparah akumulasi gula di dalam darah. Kondisi tingginya kadar gula di dalam darah (hiperglikemia) inilah yang menandai seseorang telah mengalami penyakit diabetes melitus.


Tanpa penanganan yang tepat, kadar gula darah tinggi berpotensi menimbulkan berbagai kerusakan pada berbagai organ tubuh. Beberapa risiko masalah kesehatan serius yang dapat ditimbulkan sebagai bentuk komplikasi dari diabetes melitus tipe 2 antara lain, penyakit jantung koroner, serangan jantung, gangguan penglihatan, penyakit ginjal kronis, stroke, gangguan saraf, hingga disfungsi seksual.


Gejala Diabetes Melitus Tipe 2


Julukan ‘the silent killer’ juga banyak disematkan pada penyakit diabetes melitus tipe 2, mengingat sebagian besar pasien tidak menyadari dirinya mengindap penyakit ini, terutama di tahap perjalanan awal penyakit, hingga akhirnya timbul komplikasi di satu atau lebih organ tubuh. Minimnya gejala khas di awal perjalanan penyakit membuat diabetes melitus sulit terdeteksi dengan dini. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengetahui kondisi gula darah di dalam tubuh adalah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium di fasilitas kesehatan. Terlebih pada mereka yang berisiko tinggi mengalami diabetes melitus tipe 2, ada baiknya pemeriksaan rutin profil gula darah dilakukan secara berkala sejak usia dewasa muda sekalipun belum atau tidak merasakan keluhan yang bermakna. Beberapa keluhan yang sering dialami oleh orang yang menderita diabetes melitus tipe 2 tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan komplikasi yang terjadi, antara lain:


  • Sering haus

  • Sering lapar

  • Sering berkemih

  • Mudah lelah

  • Luka sulit sembuh

  • Penglihatan kabur


Terdapat tiga gejala utama yang perlu perhatikan pada diabetes melitus tipe 2 yakni mudah merasa haus, lapar, dan sering berkemih, terutama di malam hari. Ketiga gejala ini dikenal juga sebagai keluhan khas diabetes, namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua pasien diabetes mengalami keluhan ini, terutama pada pada tahap awal penyakit. Apabila seseorang mengalami tiga gejala khas tersebut, atau gejala lain yang mungkin dicurigai sebagai masalah kesehatan tertentu, tidak ada salahnya segera berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan yang diperlukan.


Pentingnya Mengenali Faktor Risiko Terjadinya DM Tipe 2

Pada dasarnya, diabetes melitus tipe dia bisa terjadi pada siapa saja, namun terdapat beberapa kelompok yang berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit ini. Mengenali faktor risiko suatu penyakit akan membantu memudahkan kita dalam menerapkan strategi pencegahan dan screening yang tepat agar penyakit dapat terdiagnosis sedini mungkin. Berikut beberapa faktor risiko diabetes melitus tipe 2 yang perlu kita ketahui:


  • Usia: risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun.

  • Berat badan berlebih: memiliki berat badan berlebih atau obesitas menjadi faktor risiko yang mengawali terjadinya resistansi insulin yang berujung pada penyakit diabetes melitus tipe 2

  • Kurang aktivitas fisik: kurangnya aktivitas fisik juga meningkatkan risiko terjadinya obesitas serta resistansi insulin. Berolahraga teratur membantu mengontrol berat badan, dan mestimulasi sel tubuh untuk menggunakan lebih banyak glukosa sebagai sumber energi

  • Riwayat keluarga: risiko diabetes melitus tipe 2 meningkat jika terdapat riwayat penyakit yang sama dalam keluarga

  • Riwayat diabetes gestasional: seorang ibu yang pernah terdiagnosis diabetes selama masa kehamilan (dikenal dengan istilah diabetes gestasional), berisiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes melitus tipe 2.


Bagaimana Menerapkan Pola Hidup Sehat agar Terhindar dari Penyakit Diabetes?


Diabetes melitus tipe 2 adalah salah satu penyakit kronis yang dapat berkembang sebagai akibat dari kebiasaan atau gaya hidup yang kurang baik. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengevaluasi pola hidup kita sehari-hari untuk membantu kita terhindar dari bahaya penyakit tersebut. Berikut adalah beberapa modifikasi gaya hidup yang bisa dilakukan untuk membantu menurunkan risiko diabetes melitus tipe 2, antara lain:


  • Berolahraga teratur

  • Menjaga berat badan dan lingkar pinggang ideal

  • Pola makan bergizi seimbang

  • Tidak merokok


Sejauh ini belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit diabetes melitus tipe 2, namun tersedia banyak pilihan obat-obatan yang dapat membantu mengendalikan kadar gula darah agar penyakit ini terkontrol baik dan mampu meminimalisasi kemungkinan komplikasi yang terjadi. Pasien diabetes yang menjalani pengobatan diharapkan mematuhi instruksi pengobatan dari dokter dan disiplin menerapkan pola hidup sehat untuk menunjang keberhasilan terapi. Selain itu, penting dipahami juga bahwa semakin dini penyakit diabetes melitus tipe 2 terdeteksi, semakin tinggi pula peluang penyakit ini terkendali dan pasien diabetes dapat memiliki kualitas hidup yang optimal, oleh karena itu jangan ragu untuk memeriksakan profil gula darah secara berkala, khususnya pada mereka yang berisiko lebih tinggi mengalami penyakit diabetes melitus tipe 2.


Referensi:

1. PB PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019. 2019

2. Tetap Produktif, Cegah dan Atasi Diabetes Melitus. InfoDATIN. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.pdf

3. Type 2 Diabetes. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/symptoms-causes/syc-20351193

613 tampilan
bottom of page