top of page

Moxifloxacin HCl Infus 400 mg/250 ml

Moxifloxacin dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi seperti eksaserbasi akut bronkitis kronis, community-acquired pneumonia, sinusitis bakteri akut (dengan diagnosis yang memadai), infeksi kulit dan struktur kulit dengan komplikasi, infeksi intra-abdominal dengan komplikasi.

Komposisi

Tiap 250 ml mengandung moxifloxacin HCl 400 mg


Indikasi

  • Eksaserbasi akut bronchitis kronis.

  • Community-acquired pneumonia.

  • Sinusitis bakteri akut (dengan diagnosis yang memadai).

  • Infeksi kulit dan struktur kulit dengan komplikasi.

  • Infeksi intra-abdominal dengan komplikasi.


Kontraindikasi

  • Kehamilan dan menyusui.
    Pasien dengan usia di bawah 18 tahun.

  • Pasien dengan riwayat penyakit atau gangguan tendon yang berhubungan dengan pengobatan kuinolon.

  • Pasien dengan kongenital atau terdokumentasi memiliki perpanjangan QT.

  • Pasien dengan gangguan elektrolit, terutama hipokalemia.

  • Pasien yang secara klinis terkait dengan bradikardia\

  • Pasien yang secara klinis terkait dengan gagal jantung dengan penurunan left-ventricular ejection fraction.

  • Pasien yang sebelumnya memiliki riwayat aritmia simtomatis.


Efek samping Obat

  • Umum dan kondisi area pemberian: rasa sakit secara umum, tidak umum: asthenia, merasa tidak enak badan, nyeri yang tidak spesifik, berkeringat, tromboflebitis pada area penginfusan, sangat jarang: edema.

  • Infeksi dan infestasi: antibiotik yang menginduksi superinfeksi, umum: superinfeksi mikotik.

  • Sistem kardiovaskular: umum: perpanjangan QT pada pasien hipokalemia, tidak umum: perpanjangan QT, palpitasi, takikardia, vasodilatasi, jarang: takiaritmia ventrikular, sinkope, hipertensi, hipotensi, sangat jarang: aritmia tidak spesifik, torsades de pointes, cardiac arrest (terutama pada pasien dengan kondisi proarrhytmic berat seperti bradikardia yang bermakna secara klinis, iskemia miokardium akut). 

  • Gastrointestinal: umum: mual, muntah, nyeri gastrointestinal dan abdomen, diare, tidak umum: anoreksia, konstipasi, dispepsia, kembung, gastroenteritis (diluar gastroenteritis erosif), peningkatan amylase, jarang: disfagia, stomatitis, colitis yang berhubungan dengan penggunaan antibiotik (pseudomonas colitis).

  • Gangguan hepatobiliary: reaksi hati yang ringan hingga sedang, umum: peningkatan transaminase yang sementara, tidak umum: gangguan hati (termasuk peningkatan LDH) yang sementara, peningkatan bilirubin, peningkatan gamma-glutamyl transferase, peningkatan alkaline phosphatase dalam darah, gangguan hati berat, jarang: jaundice, hepatitis (yang didominasi dengan kolestatis), sangat jarang: hepatitis fulminan yang berpotensi mengarah kepada gagal hati yang mengancam jiwa.

  • Gangguan sistem darah dan limfatik: perubahan pada jumlah sel darah, tidak umum: anemia, leukopenia, neutropenia, trombositopenia, trombositemia, perubahan koagulasi, tidak umum: perpanjangan waktu protrombin/peningkatan INR, jarang: kadar tromboplastin yang tidak normal, sangat jarang: peningkatan kadar protrombin/penurunan INR, kadar protrombin/INR yang tidak normal.

  • Gangguan sistem imun: reaksi hipersensitivitas akut, tidak umum: reaksi alergi, pruritus, ruam, urtikaria, eosinofilia darah, jarang: reaksi anafilaktik/anafilaktoid, edema perifer, edema alergi/angioedema (termasuk edema laring, berpotensi mengancam jiwa), sangat jarang: syok anafilaktik/anafilaktoid (berpotensi mengancam jiwa).

  • Gangguan metabolism dan nutrisi: perubahan parameter laboratorium, tidak umum: hiperlipidemia, jarang: hiperglikemia, hiperurisemia.

  • Gangguan muskuloskeletal, jaringan penghubung dan tulang: gangguan tendon, jarang: tendonitis, sangat jarang: ruptur tendon, gangguan sendi dan otot yang tidak spesifik, tidak umum: artralgia, mialgia, jarang: peningkatan tonus dan kram otot, sangat jarang: artritis, gangguan gaya berjalan (disebabkan oleh gejala otot dan sendi yang tidak spesifik), eksaserbasi gejala miastenia gravis.

  • Gangguan sistem saraf: perubahan persepsi perifer yang tidak spesifik, tidak umum: parestesia, dan/dysesthesia, jarang: hipoestesia, sangat jarang: hiperestesia, gangguan bau dan rasa, tidak umum: gangguan pengecapan (termasuk ageusia pada kasus yang sangat jarang terjadi), jarang: gangguan indera penciuman (termasuk anosmia), peningkatan aktivitas neurologis, umum: sakit kepala, pusing, tidak umum: konfusi dan disorientasi, gangguan tidur, tremor, vertigo, jarang: mimpi yang tidak normal, gangguan koordinasi (termasuk gangguan gaya berjalan dikarenakan pusing atau vertigo, pada kasus yang sangat jarang terjadi dapat mengarah hingga jatuh dengan luka, terutama pada usia lanjut), kejang dengan beberapa manifestasi klinis (termasuk konvulsi grand mal), penurunan aktivitas neurologis, tidak umum: somnolence, jarang: gangguan perhatian, gangguan dalam berbicara, amnesia.

  • Gangguan psikiatrik: gangguan perilaku, tidak umum:reaksi ansietas, hiperaktivitas psikomotor/agitasi, jarang: kelabilan emosi, depresi (kasus yang sangat jarang terjadi berpotensi pada perilaku membahayakan diri sendiri), halusinasi, sangat jarang: depersonalisasi, reaksi psikosis (berpotensi pada perilaku membahayakan diri sendiri).

  • Gangguan pernapasan, toraks dan mediastinal: gejala pernapasan yang tidak spesifik, tidak umum: dispnea (termasuk kondisi asma).

  • Gangguan kulit dan jaringan subkutan: reaksi bullous, sangat jarang: reaksi kulit bullous seperti sindrom Stevens-Johnson atau toxic epidermal necrolysis (berpotensi mengancam jiwa).

  • Gangguan telinga dan labirin: gangguan telinga, tidak umum: vertigo, jarang: tinitus.

  • Gangguan mata: gangguan penglihatan (terutama pada reaksi sistem saraf pusat).

  • Gangguan ginjal dan kemih: gangguan ginjal, tidak umum: dehidrasi (disebabkan oleh diare atau penurunan asupan cairan), jarang: gangguan ginjal, hingga gagal ginjal (karena dehidrasi) terutama pada pasien usia lanjut yang sebelumnya sudah mengalami gangguan ginjal.


Dosis

  • 400 mg sekali sehari.

  • Pemberian intra vena (IV).

  • Tidak perlu penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan pasien gangguan ginjal (termasuk dengan bersihan kreatinin ≤ 30 ml/menit/1,73m2).

  • Larutan infus harus diinfuskan melalui intravena selama lebih dari 1 jam.

  • Dapat diberikan secara langsung atau digabungkan dengan larutan infus yang kompatibel menggunakan T-tube. Apabila harus diberikan bersamaan dengan obat lain, maka tiap obat harus diberikan secara terpisah.


Kemasan

Botol infus @ 250 ml


Golongan

Antibakteri


Perlu Resep

Ya


Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 15-30ºC. Jangan disimpan pada suhu di bawah 15ºC dan jangan dimasukkan dalam lemari es.

Pada suhu dingin (di bawah 15ºC), dapat terbentuk endapan yang dapat terlarut kembali pada suhu kamar.

Artikel Terkait

bottom of page