top of page

Fluconazole Infus 2 mg/ml

Fluconazole dapat digunakan sebagai terapi pemeliharaan untuk mencegah kekambuhan penyakit cryptococcal pada pasien AIDS, kandidiasis sistemik termasuk kandidemia, kandidiasis disseminated dan infeksi kandida invasif lainnya yang meliputi infeksi pada peritoneum, endokardium, paru-paru dan saluran kemih. Pasien dengan keganasan, dalam intensive care units, menerima terapi sitotoksik atau imunosupresan, atau dengan faktor lain yang menyebabkan infeksi kandida.

Komposisi

Tiap ml mengandung fluconazole 2 mg


Indikasi

  • Cryptococcosis, termasuk meningitis cryptococcal dan infeksi di tempat lainnya (seperti pada paru-paru, kulit). Pada pasien yang normal dan pasien AIDS, pasien transplantasi organ atau kondisi lain yang menyebabkan imunosupresi dapat diobati dengan obat ini. Fluconazole dapat digunakan sebagai terapi pemeliharaan untuk mencegah kekambuhan penyakit cryptococcal pada pasien AIDS.

  • Kandidiasis sistemik termasuk kandidemia, kandidiasis disseminated dan infeksi kandida invasif lainnya yang meliputi infeksi pada peritoneum, endokardium, paru-paru dan saluran kemih. Pasien dengan keganasan, dalam intensive care units, menerima terapi sitotoksik atau imunosupresan, atau dengan faktor lain yang menyebabkan infeksi kandida, dapat diobati dengan obat ini.

  • Kandida mukosa, meliputi kandidiasis orofaring, esofagus, infeksi bronchopulmonary non-invasif, kandiduria, kandidiasis atropik kronis di mulut dan mukosa (luka mulut akibat gigi palsu). Pasien normal dan pasien dengan gangguan fungsi imun dapat diobati dengan obat ini. Pencegahan kekambuhan penyakit kandidiasis orofaring pada pasien AIDS.

  • Pencegahan infeksi jamur pada pasien dengan keganasan yang lebih rentan mengalami infeksi akibat kemoterapi sitotoksik atau radioterapi.


Kontraindikasi

  • Fluconazole tidak boleh digunakan pada pasien yang diketahui alergi terhadap obat ini, bahan inert atau senyawa azole lainnya.

  • Berdasarkan hasil pengkajian interaksi obat pada dosis berulang, pemberian terfenadine dikontraindikasikan pada pasien yang menerima fluconazole dosis berulang sebesar 400 mg per hari atau lebih tinggi. Pemberian bersama obat lain yang diketahui dapat memperpanjang interval QT dan obat yang dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 seperti cisapride, astemizole, erythromycin, pimozide dan quinidine dikontraindikasikan pada pasien yang menerima fluconazole.


Efek samping Obat

  • Gangguan sistem saraf: sakit kepala.

  • Gangguan sistem pencernaan: nyeri abdomen, diare, flatulen, mual.

  • Gangguan hati dan empedu: toksisitas hati termasuk kasus fatal yang jarang terjadi yaitu peningkatan alkali fosfatase, peningkatan bilirubin, peningkatan SGOT, peningkatan SGPT.

  • Gangguan kulit dan jaringan subkutan: ruam. Tidak umum: peningkatan berkeringat, erupsi obat, generalized exanthematous-pustulosis akut (jarang terjadi).

  • Pada beberapa pasien, khususnya pasien dengan penyakit penyerta yang serius seperti AIDS dan kanker, adanya perubahan pada ginjal, dan kelainan hasil tes fungsi hematologi dan hati, telah teramati selama pengobatan dengan fluconazole dan obat pembanding, namun gejala klinis yang signifikan dan hubungannya dengan pengobatan belum dapat dipastikan.

  • Gangguan psikiatri (tidak umum): insomnia, somnolence.

  • Gangguan telinga dan labirin (tidak umum): vertigo.

  • Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat (tidak umum): mialgia.

  • Gangguan umum dan kondisi pada tempat penyuntikan (tidak umum): kelelahan, malaise, asthenia, demam.

  • Gangguan hati dan empedu (jarang): kerusakan sel hati.

Selain itu, efek samping berikut ini terjadi selama pasca pemasaran: 

  • Gangguan sistem darah dan limfatik: leukopenia termasuk neutropenia dan agranulositosis, trombositopenia.

  • Gangguan sistem imun: anafilaksis (termasuk angioedema, edema wajah, pruritus, urtikaria).

  • Gangguan metabolisme dan nutrisi: hiperkolesterolemia, hipertrigliserida dan hipokalemia.

  • Gangguan sistem saraf: pusing, kejang, parestesia, gangguan pengecapan, tremor.

  • Gangguan jantung: perpanjangan QT, torsade de pointes.

  • Gangguan sistem pencernaan: dispepsia, muntah, mulut kering.

  • Gangguan hati dan empedu: gagal hati, hepatitis, nekrosis sel hati dan jaundice.

  • Gangguan kulit dan jaringan subkutan: alopesia, gangguan kulit eksfoliatif termasuk sindrom Stevens-Johnson dan toxic epidermal necrolysis.


Dosis

Dewasa

  • Cryptococcal meningitis dan infeksi cryptococcal pada tempat lainnya. Dosis lazim pada hari pertama sebesar 400 mg selanjutnya sebesar 200 - 400 mg sekali sehari. Durasi pengobatan infeksi cryptococcal bergantung pada respon klinis dan mikologikal, tetapi untuk meningitis cryptococcal setidaknya 6-8 minggu. Untuk pencegahan kekambuhan meningitis cryptococcal pada pasien AIDS, setelah pasien menerima terapi utama lengkap, dapat diberikan dosis harian fluconazole 200 mg tanpa adanya jangka waktu.

  • Kandidemia, kandidiasis disseminated dan infeksi kandida invasif lainnya. Dosis lazim sebesar 400 mg diberikan pada hari pertama selanjutnya 200 mg sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg sehari tergantung respon klinis pasien. Durasi pengobatan berdasarkan respon klinis.

  • Kandidiasis orofaring. Dosis lazim sebesar 50-100 mg sekali sehari selama 7-14 hari. Jika dibutuhkan, pengobatan pada pasien dengan gangguan fungsi imun berat bisa dilanjutkan hingga waktu yang lebih lama.


Anak-anak 

Tidak direkomendasikan penggunaannya pada anak-anak di bawah umur 16 tahun. Namun, jika dokter yang merawat mempertimbangkan bahwa terapi fluconazole penting, maka rekomendasi dosis harian anak-anak berusia di atas 1 tahun dengan fungsi ginjal normal adalah 1 - 2 mg/kg untuk infeksi kandida superfisial dan 3-6 mg/kg untuk infeksi kandida sistemik/infeksi cryptococcal. Dosis rekomendasi tersebut setara dengan dosis dewasa dalam mg/kg berat badan.


Usia lanjut 

Jika tidak mengalami gangguan ginjal maka direkomendasikan menggunakan dosis normal. Untuk pasien dengan gangguan ginjal (bersihan kreatinin <50 ml/menit).


Gangguan ginjal 

Ekskresi utama fluconazole melalui urin dalam bentuk utuh. Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada terapi dosis tunggal. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang akan menerima fluconazole dosis berulang, loading dose awal harus diberikan sebesar 50-400 mg. Setelah pemberian loading dose, dosis harian (berdasarkan indikasi) harus mengikuti tabel berikut:

Bersihan kreatinin (ml/menit)       Persen dosis rekomendasi

>50                                                           100%

≤50 (tanpa dialisis)                           50%

Dialisis rutin                                          100% setiap setelah dialisis


Kemasan

Kotak, 1 botol @ 100 ml


Golongan

Antifungi


Perlu Resep

Ya


Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu di bawah 30°C, jangan dibekukan.

Artikel Terkait

bottom of page