top of page

Serba-Serbi Penyakit Parkinson


Apa itu penyakit Parkinson?

Penyakit Parkinson merupakan suatu penyakit neurodegeneratif yang memengaruhi kontrol tubuh atas pergerakan. Nama Parkinson diambil dari James Parkinson, seorang dokter yang pertama kali mendeskripsikan penyakit ini secara medis sebagai suatu sindrom neurologis. Penyakit Parkinson umumnya terjadi pada usia lanjut, dengan onset yang tak selalu jelas terlihat dan berkembang secara progresif. Gejala awal yang paling sering dijumpai berupa tremor (gerakan seperti gemetar yang terjadi di luar kontrol), yang seiring waktu dapat diikuti dengan melambatnya pergerakan (bradykinesia), kekakuan, gangguan keseimbangan, serta gangguan lainnya. Gangguan yang ditimbulkan oleh perkembangan penyakit Parkinson dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup penderitanya, oleh karena itu penting bagi seluruh tenaga kesehatan untuk memahami gambaran penyakit Parkinson agar mampu memberikan tata laksana yang tepat untuk mencapai outcome klinis yang baik.


Faktor risiko dan gejala penyakit Parkinson

Penyebab mutlak dari penyakit Parkinson masih belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Penyakit Parkinson merupakan suatu kondisi yang kompleks dengan etiologi multifaktorial. Usia lanjut merupakan salah satu faktor risiko utama, namun faktor genetik seperti riwayat penyakit serupa dalam keluarga dan faktor lingkungan seperti paparan bahan kimia tertentu juga diduga memegang peranan dalam perkembangan penyakit Parkinson. Salah satu jalur patofisiologi yang dapat menjelaskan terjadinya Parkinson adalah adanya kerusakan pada area substantia nigra di otak yang kaya akan sel saraf yang memproduksi dopamin dan memegang peranan penting dalam regulasi pergerakan. Selain itu, salah satu temuan patologis pada kasus Parkinson adalah deposit agregat protein abnormal yang dikenal juga dengan istilah Lewy body. Para ilmuwan terus melakukan riset untuk menemukan mekanisme lain yang diduga terlibat dalam patogenesis penyakit Parkinson, seperti abnormal protein clearance, mitochondrial dysfunction, dan neuroinflammation.


Adanya kelainan pada struktur sistem saraf yang dialami oleh penderita Parkinson lambat laun akan menimbulkan gejala yang mungkin dapat berbeda antara satu penderita dengan penderita lainnya. Gejala seringkali dimulai di salah satu sisi tubuh (unilateral) kemudian seiring progresivitas penyakit akan terjadi pula di sisi tubuh lainnya (bilateral). Beberapa gejala yang dapat dijumpai pada kasus penyakit Parkinson antara lain:

  • Tremor

Tremor merupakan gejala yang paling banyak dijumpai pada penyakit Parkinson dan seringkali menjadi gejala awal yang mendorong penderita untuk memeriksakan diri ke dokter. Tremor pada penderita Parkinson lebih sering muncul pada saat istirahat, salah satu bentuk tremor yang kerap dijumpai adalah pill-rolling tremor, yaitu gerakan menggosok jari telunjuk dan ibu jari ke depan dan belakang secara berulang. Walaupun menjadi salah satu gejala khas pada penyakit Parkinson, tidak semua penderita mengalami gejala ini, sebaliknya, seseorang yang mengalami tremor juga belum tentu menderita penyakit Parkinson.

  • Bradykinesia

Bradykinesia dapat diartikan juga sebagai pergerakan yang melambat (slowness of movement). Hal ini dapat disadari penderita saat dirinya membutuhkan waktu yang lebih lama atau mengalami kesulitan untuk melakukan gerakan sederhana seperti berjalan atau mengetukkan jari mengikuti ritme tertentu.

  • Kekakuan (rigidity)

Pada tahap tertentu, penderita Parkinson dapat terlihat lebih kaku. Kekakuan otot dapat terjadi di bagian tubuh yang bervariasi, dan membatasi pergerakan, sehingga menyebabkan limitasi dalam bergerak seperti kesulitan bangkit dari posisi duduk, tampak ayunan lengan yang berkurang saat berjalan, dan sebagainya.

  • Perubahan postur dan gangguan keseimbangan

Perubahan postur dan gangguan keseimbangan umumnya muncul pada tahap lanjut dari penyakit Parkinson. Penderita mungkin tampak lebih bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan tubuh dengan baik.

  • Gangguan gerakan autonom

Gangguan gerakan autonom merupakan salah satu gejala yang juga banyak dialami oleh para penderita Parkinson. Bentuk dari gangguan ini dapat berupa konstipasi, inkonsistensia urin, hipotensi ortostatik, keringat berlebih, gangguan menelan, air liur berlebih (drooling), fotofobia, dan sebagainya.

  • Perubahan kemampuan berbicara dan perubahan kemampuan menulis


Selain gejala-gejala di atas, perkembangan penyakit Parkinson juga berpotensi untuk menyebabkan timbulnya beragam komplikasi yang dapat semakin menurunkan kualitas hidup penderitanya. Komplikasi tersebut antara lain depresi atau gangguan mood, penurunan fungsi kognitif seperti demensia, autonomic dysfunction, laryngeal dysfunction, serta kifosis yang dalam jangka panjang memicu gangguan cardiopulmonary.


Tata laksana penyakit Parkinson

Karena sifatnya yang tidak dapat disembuhkan, tata laksana pada penyakit Parkinson bertujuan untuk mengendalikan gejala, mencegah komplikasi, dan memperbaiki kualitas hidup penderita. Terapi penyakit Parkinson terdiri dari terapi farmakologis menggunakan golongan obat dopaminergic serta obat lain yang sesuai dengan gejala, serta juga terapi nonfarmakologis seperti fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara (speech therapy), dan sebagainya. Tindakan invasif dapat dipertimbangkan pada sebagian kasus yang berat atau tidak merespons pemberian obat. Penderita Parkinson sebaiknya melakukan kontrol berkala untuk memastikan perkembangan kondisinya. Modifikasi lingkungan sekitar juga mungkin diperlukan mengingat penderita Parkinson sering mengalami keterbatasan gerak dan risiko jatuh yang tinggi.


Tercapainya keberhasilan pengobatan penyakit Parkinson sangat dipengaruhi oleh kepatuhan dalam menggunakan obat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat penderita Parkinson mungkin mengalami banyak keterbatasan maupun gangguan lain yang dapat menyebabkan mereka kesulitan menggunakan obat sesuai petunjuk tenaga kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan juga kerja sama antara tenaga kesehatan dengan caregiver untuk memastikan pengobatan dapat berjalan dengan baik.


Referensi:

1.Parkinson.org. What is Parkinson's? (cited 2022, March 7). Available from: https://www.parkinson.org/understanding-parkinsons/what-is-parkinsons

2.Mayo Clinic. Parkinson's disease. (cited 2022, March 7). Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/parkinsons-disease/symptoms-causes/syc-20376055

3.NHS. Overview-Parkinson's disease. (cited 2022, March 7). https://www.nhs.uk/conditions/parkinsons-disease/

4.Zafar S and Yaddanapudi SS. Parkinson disease. (cited 2022, March 7). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470193/

5.Kouli A, Torsney KM, Kuan W. Chapter 1 Parkinson’s disease: Etiology, neuropathology, and pathogenesis. (cited 2022, March 7). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536722/

6.Armstrong MJ and Okun MS. Diagnosis and treatment of parkinson disease a review. JAMA. 2020;323(6):548-60.


MPL/OGB/008/III/2022

104 tampilan
bottom of page