top of page

Pahami Tentang Hipoglikemia Agar Lebih Waspada


Istilah hipoglikemia mungkin masih cukup asing di telinga sebagian orang, setidaknya bila dibandingkan dengan istilah hiperglikemia. Jika masyarakat luas telah cukup mengenal hiperglikemia yaitu kondisi di mana kadar gula dalam darah lebih tinggi dari batas normal, maka sebaliknya, hipoglikemia merupakan kondisi di mana kadar gula darah lebih rendah dari batas normal. Hipoglikemia menjadi salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang mendapatkan terapi dengan obat antidiabetes maupun insulin. Pada derajat keparahan tertentu, kondisi hipoglikemia dapat berisiko fatal. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai hipoglikemia, jenis obat apa saja yang dapat menyebabkan kondisi tersebut, serta bagaimana mengenali gejala hipoglikemia dan penanganannya menjadi penting untuk diketahui oleh pasien dalam rangka meningkatkan kepatuhan pasien (patient compliance) dalam penggunaan obat antidiabetes.


Klasifikasi dan Gejala Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi yang cukup ditakuti oleh para penderita diabetes melitus, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Di dalam standar pengobatan diabetes melitus yang dikeluarkan oleh American Diabetes Association (ADA) tahun 2022, terdapat klasifikasi hipoglikemia berdasarkan nilai kadar glukosa darah.


1. Hipoglikemia level 1

Hipoglikemia level 1 merupakan kondisi saat kadar glukosa darah berada pada rentang 54-69 mg/dl atau 3,0-3,9 mmol/l. Penurunan kadar gula darah ini belum tentu menyebabkan keluhan pada penderita, mengingat banyak orang dengan diabetes yang mengalami gangguan respons terhadap keadaan hipoglikemia, ataupun mengalami hypoglycemia unawareness. Oleh karena itu, kadar glukosa <70 mg/dl menjadi salah satu parameter klinis yang penting, tidak tergantung pada keparahan gejala hipoglikemia akut yang muncul.

2. Hipoglikemia level 2

Hipoglikemia level 2 ditandai dengan kadar glukosa darah <54 mg/dl (3,0 mmol/l). Kadar ini merupakan ambang di mana gejala-gejala neuroglycopenic (gangguan sistem saraf akibat kadar gula darah yang rendah) mulai terjadi. Beberapa di antaranya adalah rasa lelah yang berat (fatigue), pusing (dizziness), atau kesulitan berpikir.. Keadaan-keadaan ini memerlukan penanganan yang cepat. Pasien yang memiliki kadar glukosa darah <54 mg/dl tanpa adanya gejala adrenergik (jantung berdebar, tremor, berkeringat) maupun gejala neuroglycopenic seperti yang sudah disebutkan harus dicurigai memiliki hypoglycemia unawareness.

3. Hipoglikemia level 3

Kategori terakhir dari klasifikasi hipoglikemia adalah hipoglikemia level 3. Pada level ini dijumpai insiden berat, seperti kejang dan koma, yang ditandai dengan penurunan status mental dan/atau fisik yang membutuhkan perawatan medis segera.


Faktor Penyebab Hipoglikemia

Penyebab terjadinya hipoglikemia dapat bervariasi, namun kondisi ini memang kerap terjadi pada pasien diabetes melitus dan umumnya terkait dengan pengobatan yang digunakan. Terapi insulin dan obat antidiabetes golongan sulfonylurea merupakan penyebab paling sering terjadinya hipoglikemia, walaupun tidak menutup kemungkinan golongan obat lain maupun kombinasi beberapa jenis obat juga menyebabkan hipoglikemia. Penilaian faktor risiko hipoglikemia idealnya dilakukan pada setiap pasien yang akan menjalani terapi diabetes agar pasien, caregiver, serta tenaga kesehatan dapat mengantisipasi risiko yang mungkin timbul. Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang terjadinya hipoglikemia, yaitu:

  • Penggunaan insulin atau obat antidiabetes dengan mekanisme kerja sebagai insulin secretagogues (contoh: sulfonylurea, meglitinide)

  • Gangguan fungsi ginjal dan/atau hati

  • Perjalanan penyakit diabetes yang sudah panjang

  • Pasien yang lanjut usia dan/atau lemah secara fisik

  • Gangguan fungsi kognitif

  • Gangguan respons terhadap hipoglikemia, hypoglycemia unawareness

  • Disabilitas fisik dan/atau intelektual yang dapat memengaruhi respons perilaku terhadap hipoglikemia

  • Penggunaan alkohol

  • Polifarmasi (contoh: digunakan bersama obat golongan ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker, nonselective β-blocker)

  • Riwayat hipogilkemia berat


Akibat Hipoglikemia

Prognosis hipoglikemia tergantung dari penyebab, keparahan penurunan kadar glukosa darah, dan durasi terjadinya hipoglikemia tersebut. Kondisi hipoglikemia yang dapat diidentifikasi dengan segera dan ditangani dengan tepat akan memberikan hasil perbaikan yang baik, begitupun sebaliknya, jika tidak segera diketahui atau ditangani dan menjadi semakin parah, maka prognosisnya pun akan menjadi lebih buruk.

Pada dasarnya tubuh memiliki mekanisme fisiologis untuk mencegah kadar gula dalam darah turun terlalu rendah. Namun jika mekanisme ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya ataupun pengaruh satu atau lebih faktor risiko yang telah disebutkan sebelumnya, maka kadar gula yang sangat rendah akan mencetuskan berbagai gejala. Salah satu komplikasi berat apabila hipoglikemia tidak tertangani dengan baik adalah koma hipoglikemik, yang ditandai dengan penurunan hingga hilangnya kesadaran. Selain itu, durasi hipoglikemia yang berkepanjangan juga berisiko menyebabkan kerusakan neurologis yang permanen, yang akan berdampak buruk pada kualitas hidup penderita di masa yang akan datang.


Pencegahan dan Penanganan Hipoglikemia

1. Pemantauan kadar glukosa darah secara rutin

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, hipoglikemia dapat menunjukkan tanda dan gejala yang bervariasi, mulai yang relatif ringan hingga berat, atau bahkan tidak disadari. Oleh karena itu, pemantauan kadar glukosa darah menjadi cara yang tepat untuk memastikan kadar gula darah berada di rentang yang aman. Jika hasil pengukuran gula darah menunjukkan nilai <70 mg/dl maka dibutuhkan penanganan agar kadarnya tidak turun lebih jauh lagi. Pemantauan gula darah dengan lebih ketat diperlukan pada mereka yang menggunakan terapi insulin, serta menurut petunjuk dokter.


2. Pemberian asupan glukosa pada kejadian hipoglikemia

American Diabetes Association merekomendasikan pemberian glukosa dengan takaran 15-20 gram pada orang yang mengalami hipoglikemia (gula darah <70 mg/dl) namun masih dalam kondisi sadar. Selain glukosa, semua bentuk karbohidrat yang mengandung glukosa dapat digunakan. Kadar gula darah dapat dipantau kembali 15 menit setelah pemberian glukosa, dan jika kadarnya masih <70 mg/dl, pemberian glukosa dapat diulangi. Setelah gula darah menunjukkan tren peningkatan, maka penderita disarankan untuk mengonsumsi makanan atau makanan ringan untuk mencegah kejadian hipoglikemia terulang kembali. Kondisi hipoglikemia level 2 dan 3 sebaiknya ditangani di fasilitas kesehatan. Jika tersedia, dapat diresepkan glukagon untuk memperbaiki level gula dalam darah.


3. Edukasi untuk meningkatkan awareness terhadap hipoglikemia

Ketidaktahuan mengenai kondisi hipoglikemia (hypoglycemia unawareness) seringkali menjadi penyebab kondisi ini berakibat fatal. Pada kelompok yang diduga mengalami hypoglycemia unawareness ataupun pernah mengalami satu atau lebih episode hipoglikemia level 3, diperlukan edukasi yang lebih komprehensif serta reevaluasi terapi yang memungkinkan risiko hipoglikemia diminimalisasi.


Referensi:

1.Putra RJS, Achmad A, Rachma H. Kejadian efek samping potensial terapi obat anti diabetes pasien diabetes melitus berdasarkan algoritma naranjo. Pharmaceutical Journal of Indonesia 2017;2(2):45-50.

2.Roder PV, et al. Pancreatic regulation of glucose homeostasis. Experimental & Molecular Medicine 2016;48:219.

4.American Diabetes Association. Glycemic Targets: Standards of Medical Care in Diabetes—2022. Diabetes Care 2022;45(Suppl. 1):S83–96.

5.Abraham MB, et al. ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2018: Assessment and management of hypoglycemia in children and adolescents with diabetes. Pediatric Diabetes 2018;19:178-92.

6.Briscoe VJ, Davis SN. Hypoglycemia in type 1 and type 2 diabetes: Physiology, pathophysiology, and management. Clinical Diabetes 2006;24(3):115-21.

7.Hypoglycemia: Essential Clinical Guidelines. | doi: http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.86994

8.Hamdy O. Hypoglycemia treatment and management. (cited 2020 Feb 10). Available from: https:// emedicine.medscape.com/article/122122-overview

9.Thome J, Byom D, Addressing hypoglycemic emergencies. US Pharm. 2018;43(10):2-6. Available from: https://www.uspharmacist.com/article/addressing-hypoglycemic-emergencies

10.Cryer PE. Hypoglycemia, functional brain failure, and brain death. J Clin. Invest. 2007;117:868-70.

11.American Diabetes Association. Hypoglycemia (Low Blood sugar). (cited 2020 Feb 10). Available from: https://www. diabetes.org/diabetes/medication-management/blood-glucose-testing-and-control/hypoglycemia


MPL/OGB/016/V/2022


183 tampilan
bottom of page