top of page

Mengenal Tata Laksana Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2



Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi di seluruh dunia. Seseorang yang telah terdiagnosis dengan DM tipe 2 perlu mendapatkan penanganan dengan tata laksana yang sesuai untuk dapat mengendalikan kadar glukosa dalam darah, memperbaiki aktivitas dan produksi insulin, serta mengurangi risiko komplikasi baik makrovaskular maupun mikrovaskular. Berdasarkan Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019 yang diterbitkan oleh PERKENI, terapi dengan obat-obatan memegang peranan penting dalam tercapainya tujuan pengobatan diabetes melitus.


Algoritma Terapi dan Jenis Obat Antidiabetes


Sebagai pendekatan terapi farmakologis, dokter akan menganjurkan pasien DM tipe 2 untuk mengonsumsi obat-obatan yang ditujukan untuk mengendalikan kadar gula darah. Di samping penggunaan obat-obatan tersebut, pendekatan terapi nonfarmakologis seperti modifikasi gaya hidup juga perlu diterapkan dalam setiap derajat keparahan penyakit untuk mendukung keberhasilan pengobatan.


Berdasarkan Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019 dari PERKENI, parameter yang menjadi sasaran kendali glukosa darah adalah nilai HbA1c <7% secara individual. Adapun pertimbangan pemilihan terapi pada pasien diabetes melitus sangat bervariasi bergantung pada nilai HbA1c awal. Strategi pengobatan yang dapat dijalankan dalam terapi diabetes melitus dapat dilakukan secara monoterapi maupun kombinasi beberapa agen terapi, baik oral maupun injeksi serta insulin tergantung pada kondisi klinis masing-masing pasien. Beberapa faktor yang dapat menjadi bahan pertimbangan dokter dalam memilihkan regimen terapi pada setiap pasien antara lain biaya, ketersediaan, efektivitas, manfaat kardiorenal, efek terhadap berat badan, efek samping, dan pilihan pasien. Berdasarkan bentuk sediaannya, obat antidiabetes (OAD) terbagi menjadi antidiabetes oral dan injeksi. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa macam jenis obat antidiabetes:


1. Obat Antidiabetes Oral


Berdasarkan cara kerjanya, obat antidiabetes oral dibagi menjadi beberapa golongan:


a. Pemacu sekresi insulin (insulin secretagogue)

  • Sulfonylurea

Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara meningkatkan jumlah insulin yang disekresikan oleh sel beta pankreas. Obat ini dapat membantu menurunkan kadar gula darah yang tinggi pada penyandang DM tipe 2. Meskipun demikian, terdapat beberapa hal terkait efek samping yang perlu diperhatikan seperti hipoglikemia dan peningkatan berat badan. Penggunaan sulfonylurea pada pasien dengan risiko tinggi hipoglikemia (orang tua, gangguan fungsi hati dan ginjal) perlu disertai dengan keputusan dan pertimbangan klinis dokter. Contoh obat golongan sulfonylurea adalah glimepiride, gliclazide, gliquidone, glibenclamide, dan glipizide.


  • Glinides

Mirip dengan golongan sulfonylurea, obat antidiabetik golongan glinides memiliki mekanisme kerja yang berfungsi meningkatkan jumlah insulin yang disekresikan ke dalam darah, sehingga uptake glukosa (postprandial) di dalam tubuh juga akan meningkat. Perbedaan mekanisme kerja antara kedua golongan ini terletak pada lokasi reseptor kerja yang berlainan. Efek samping yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan obat golongan ini adalah hipoglikemia. Untuk saat ini, obat golongan glinides sudah tidak lagi tersedia di Indonesia. Contoh obat golongan glinid yaitu repaglinide dan nateglinide.


b. Obat yang meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin

  • Biguanide

Cara kerja obat golongan ini untuk menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin sehingga tubuh dapat menggunakan insulin dengan lebih efektif. Contoh obat golongan biguanide adalah metformin. Metformin merupakan terapi lini pertama pada sebagian besar kasus DM tipe 2. Namun, penggunaannya harus hati-hati pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal ringan sampai sedang dan dikontraindikasikan pada gangguan ginjal berat. Efek samping yang mungkin terjadi adalah gangguan saluran pencernaan seperti dispepsia, diare, dan lain-lain.


  • Thiazolidinedione

Thiazolidinedione bekerja meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin melalui interaksi dengan peroxisome proliferator-activated receptor gamma (PPAR-γ). Obat golongan ini juga membantu sel-sel adiposa, sel otot, dan sel hati untuk menggunakan insulin lebih baik. Thiazolidinedione berpotensi meningkatkan retensi cairan tubuh sehingga dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung karena dapat memperberat edema/retensi cairan. Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah pioglitazone.


c. Penghambat alpha-glucosidase

Penghambat alpha-glucosidase bekerja di usus untuk menunda penyerapan karbohidrat dari makanan. Efek ini membantu mengendalikan lonjakan gula darah setelah makan. Penghambat alpha-glucosidase tidak digunakan pada kondisi gangguan ginjal berat, gangguan hati yang berat, serta gangguan saluran cerna seperti inflammatory bowel disease. Efek samping yang mungkin terjadi berupa bloating (penumpukan gas dalam usus) dan flatulensi yang relatif berkurang seiring toleransi pasien terhadap pengobatan. Untuk mengoptimalkan toleransi pasien terhadap efek samping obat, umumnya obat ini diberikan dari dosis kecil baru ditingkatkan secara bertahap. Contoh obat golongan ini adalah acarbose.


d. Pengobatan oral lainnya

Pengobatan oral lainnya yang dapat menjadi pilihan terapi pada kasus diabetes antara lain penghambat enzim dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4 inhibitor) dan penghambat sodium-glucose linked transporter 2 (SGLT-2 inhibitor). DPP-4 inhibitor bekerja dengan cara mencegah breakdown incretin yang berfungsi untuk membantu proses sekresi insulin dan mengatur proses gluconeogenesis. Contoh obat golongan DPP-4 inhibitor adalah vildagliptin dan linagliptin. SGLT-2 inhibitor bekerja dengan menghambat reabsorpsi glukosa di tubulus ginjal. Contoh obat golongan SGLT-2 inhibitor adalah empaglifozin.


2. Obat Antidiabetes Injeksi


Beberapa jenis obat antidiabetes injeksi yaitu insulin, agonis GLP-1, serta kombinasi insulin dan agonis GLP-1.


a. Insulin

Sebagian penderita diabetes tipe 2 membutuhkan terapi insulin untuk dapat mencapai target pengobatan. Insulin dapat diberikan berdasarkan kondisi masing-masing pasien menurut pertimbangan Dokter. Terdapat berbagai jenis insulin yang dapat dibedakan berdasarkan profil dan durasi kerjanya.


b. Agonis GLP-1/incretin mimetic

Obat golongan glucagon like peptide-1 receptor agonist (GLP-1 agonist) bekerja dengan menyerupai kerja hormon incretin di dalam tubuh. Incretin merupakan hormon alami yang membantu tubuh mengendalikan kadar gula darah melalui regulasi sekresi insulin, dan regulasi proses gluconeogenesis. Contoh obat golongan GLP-1 agonist adalah liraglutide.


Demikian pembahasan seputar jenis-jenis obat antidiabetes. Perlu diingat, di samping penggunaan obat-obatan, menerapkan gaya hidup sehat juga tidak boleh dilupakan. Perubahan gaya hidup adalah salah satu pendekatan penting yang dinilai memberikan manfaat terhadap kestabilan kadar gula darah dan membantu mengurangi risiko masalah kesehatan di masa yang akan datang. Pastikan kembali untuk mengonsumsi obat secara rutin yang disertai dengan pengecekan kadar gula darah dan kontrol secara berkala.


Referensi:


1. PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019. Available from: https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2021/06/Pedoman-Pengelolaan-DM-Tipe-2-Dewasa-di-Indonesia-eBook-PDF.pdf

2. Pengendalian Diebetes Melitus dan Penyakit Metabolik 2010. Available from: https://extranet.who.int/ncdccs/Data/IDN_D1_Diabetes%20guidlines.pdf

3. American Diabetes Association. 9. Pharmacologic approaches to glycemic treatment: standards of medical care in diabetes-2021. Diabetes Care. 2021;44(1):111-24. Available from:

https://care.diabetesjournals.org/content/44/Supplement_1/S111

4. AACE. Comprehensive Type 2 Diabetes Management Algorithm (2020) - EXECUTIVE SUMMARY. Available from:

https://www.cdc.gov/diabetes/basics/risk-factors.html

5. Healthline. A Complete List of Diabetes Medications. Available from: https://www.healthline.com/health/diabetes/medications-list#type-1-diabetes

6. Mayoclinic. Diagnosis & Treatment Type 2 Diabetes. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/diagnosis-treatment/drc-20351199

7. WebMD. Acarbose. Available from: https://www.webmd.com/drugs/2/drug-5207/acarbose-oral/details


MPL/OGB/020/VIII/2021

3.594 tampilan
bottom of page