top of page

Kenali Tanda Awal Gangguan Kesehatan Mental dan Apa yang Harus Dilakukan untuk Dapatkan Pertolongan


Stres merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia yang bersifat subjektif sesuai dengan persepsi setiap individu. Kemampuan untuk mengelola stres juga sangat bervariasi antar satu orang dengan orang lain, dan hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor internal seperti status nutrisi dan kesehatan fisik, serta faktor eksternal seperti faktor sosiokultural. Idealnya, stres yang diterima dalam menjalani dinamika kehidupan dapat diseimbangkan dengan kemampuan fisik dan mental untuk merespons stres tersebut. Namun tidak semua orang berkesempatan untuk berada dalam situasi ideal. Tingkat stres yang berat dan/atau berkepanjangan hingga melampaui kemampuan seseorang untuk menanggungnya, dapat memicu terjadinya berbagai gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun gangguan kesehatan mental. Kurangnya pemahaman mengenai tanda-tanda gangguan kesehatan mental, yang juga diperberat dengan stigma mengenai gangguan mental yang masih banyak dijumpai di masyarakat, menyebabkan penderita gangguan kesehatan mental seringkali sulit mendapatkan akses terhadap bantuan yang diperlukan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tanda-tanda yang bisa menjadi petunjuk awal bahwa seseorang mungkin mengalami gangguan kesehatan mental, dan apa yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pertolongan sehingga kesehatan mentalnya dapat dipulihkan.


Kapan seseorang dikatakan mengalami gangguan mental?


Menurut American Psychiatrist Association, gangguan mental (mental illness) adalah kondisi yang melibatkan perubahan emosi, kemampuan berpikir, perilaku, maupun gabungan dari hal-hal tersebut. Gangguan ini memengaruhi kemampuan seseorang dalam beraktivitas dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Akibatnya produktivitas dapat turun dengan signifikan, terjadi konflik dalam membina hubungan, atau kesulitan beradaptasi dengan berbagai perubahan yang dihadapi.


Siapapun dapat mengalami gangguan mental dalam berbagai derajat keparahan, mulai dari yang relatif ringan hingga gangguan mental yang berat hingga membutuhkan penanganan yang lebih kompleks. Beberapa jenis mental illness yang cukup sering dijumpai antara lain phobia (ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu yang relatif tidak berbahaya), gangguan kecemasan (anxiety), mood disorder (termasuk di antaranya depresi dan bipolar), serta psikosis.


Tidak jarang juga mental illness tersamarkan dengan keluhan fisik yang menyertainya, sehingga berpotensi menyulitkan diagnosis. Contoh: seseorang datang dengan keluhan penyakit asam lambung yang tidak merespons berbagai pengobatan, setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata disebabkan karena gangguan kecemasan, atau datang dengan keluhan vertigo yang sering kambuh dan setelah ditelusuri ternyata mengarah ke depresi. Inilah sebabnya kita tidak disarankan untuk melakukan diagnosis mandiri (self-diagnosis) untuk gangguan-gangguan mental, agar tidak terjadi kesalahan dalam diagnosis dan penanganannya.


Namun demikian, beberapa gejala berikut bisa jadi merupakan penanda awal (warning signs) bahwa seseorang mengalami gangguan mental, terlebih jika gejala-gejala ini telah dirasa berdampak signifikan pada kualitas hidup seseorang sebagai individu dan juga makhluk sosial, antara lain:

  • Gangguan tidur

  • Perubahan nafsu makan

  • Perubahan mood yang drastis

  • Kecenderungan menarik diri dari aktivitas yang semula menyenangkan

  • Sulit fokus

  • Mudah marah

  • Sulit merasa bahagia

  • Ketakutan yang berlebihan

  • Perilaku yang tidak wajar


Kapan dan kemana harus mencari bantuan untuk menangani gangguan mental?


Seseorang yang mengalami satu atau lebih gejala di atas yang dirasa mengganggu, memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup, dan sulit diatasi secara mandiri dengan langkah-langkah pengelolaan stres yang sederhana, sebaiknya tidak ragu untuk meminta bantuan profesional, baik kepada psikolog maupun psikiater. Tidak dapat dipungkiri, masih banyak stigma yang melekat pada seseorang yang mencari bantuan profesional untuk alasan pemulihan kesehatan mental. Namun, dengan banyaknya informasi dan edukasi seputar kesehatan mental, diharapkan ke depannya stigma ini perlahan menghilang dan masyarakat dapat lebih terbuka dalam mengungkapkan kebutuhan akan kesehatan mental yang lebih baik. Kabar baiknya, saat ini layanan untuk konsultasi kesehatan mental juga sudah banyak disediakan oleh berbagai lembaga serta mudah diakses secara online, dan jika terdapat kekhawatiran mengenai biaya dalam penanganan kesehatan mental, pelayanan kesehatan psikis di Indonesia juga termasuk ke dalam layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan selama mengikuti alur dan ketentuan yang berlaku. Semoga informasi ini bermanfaat dan mampu membantu meningkatkan kualitas kesehatan mental masyarakat.


Referensi:

1. WHO. Mental health: strengthening our response. (cited on Feb 15th, 2022). Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response.

2. Yaribeygi H, et al . The impact of stress on body function: A review. EXCLI J. 2017;16: 1057–72.

3. Understanding the stress response. (cited on Jan 8th, 2021). Available from: https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/understanding-the-stress-response

4. Warning Signs of Mental Illness. (cited on Jan 8th, 2021). Available from: https://www.psychiatry.org/patients-families/what-is-mental-illness

5. What Is Mental Illness? (cited on Jan 8th, 2021). Available from: https://www.psychiatry.org/patients-families/warning-signs-of-mental-illness


MPL/OGB/002/II/2022

118 tampilan
bottom of page