top of page
Rocuronium Bromide 10 mg/ml
Rocuronium dapat digunakan sebagai tambahan pada anestesi umum untuk memfasilitasi rapid sequence dan intubasi trakea rutin serta memberikan efek relaksasi pada otot rangka selama pembedahan atau ventilasi mekanik.
Komposisi
Tiap ml mengandung rocuronium bromide 10 mg
Indikasi
Rocuronium bromide diindikasikan sebagai tambahan pada anestesi umum untuk memfasilitasi rapid sequence dan intubasi trakea rutin serta memberikan efek relaksasi pada otot rangka selama pembedahan atau ventilasi mekanik.
Kontraindikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap rocuronium atau ion bromide atau komponen dalam sediaan.
Efek samping Obat
Efek samping yang paling sering terjadi diantaranya yaitu nyeri/reaksi pada tempat penyuntikan, perubahan tanda vital, dan perpanjangan efek blokade neuromuskular. Efek samping serius yang juga sering terjadi saat pengawasan pasca pemasaran yaitu reaksi anafilaksis dan anafilaktoid dan gejala yang berkaitan dengan reaksi tersebut.
Gangguan sistem imun, sangat jarang terjadi: hipersensitivitas, reaksi anafilaksis, reaksi anafilaktoid, syok anafilaksis, syok anafilaktoid.
Gangguan sistem saraf, sangat jarang terjadi: paralisis lemah.
Gangguan jantung, tidak biasa/jarang terjadi: takikardia.
Gangguan pembuluh darah, tidak biasa/jarang terjadi: hipotensi. Sangat jarang terjadi: syok dan kolaps pembuluh darah, flushing.
Gangguan respirasi, toraks dan mediastinal, sangat jarang terjadi: bronkospasme.
Gangguan kulit dan jaringan subkutan, sangat jarang terjadi: edema angioneurotik, urtikaria, ruam, ruam eritomasus.
Gangguan otot skelet dan jaringan penghubung, sangat jarang terjadi: lemah otot, miopati steroid.
Gangguan umum dan kondisi pada tempat penyuntikan, tidak biasa/jarang terjadi: obat dinilai tidak efektif, efek obat/respons terapi obat menurun, efek obat/respons terapi obat meningkat, nyeri pada tempat penyuntikan, reaksi pada tempat penyuntikan. Sangat jarang terjadi: edema wajah.
Cedera, keracunan, dan komplikasi prosedural, tidak biasa/jarang terjadi: perpanjangan blokade neuromuskular, pemulihan yang tertunda akibat efek anestesi. Sangat jarang terjadi: komplikasi pernapasan akibat efek anestesi.
Reaksi anafilaksis: bronkospasme, perubahan kardiovaskular (hipotensi, takikardia, syok-kolaps pada sistem sirkulasi tubuh), dan reaksi pada kulit (seperti angioedema, urtikaria). Reaksi ini, pada beberapa kasus, dapat berakibat fatal. Karena adanya kemungkinan reaksi menjadi lebih parah, selalu asumsikan bahwa reaksi mungkin terjadi dan selalu disiapkan tindakan pencegahan yang dibutuhkan.
Pelepasan histamin dan reaksi histaminoid: kemungkinan terjadinya gatal dan reaksi eritematous pada tempat penyuntikan dan/atau reaksi histaminoid di seluruh tubuh (anafilaktoid).
Perpanjangan blokade neuromuscular: efek ini mungkin bervariasi mulai dari melemahnya otot skeletal hingga paralisis otot rangka yang mendalam dan berkepanjangan yang mengakibatkan terjadinya insufisiensi pada sistem respirasi atau apnea.
Miopati.
Reaksi lokal pada tempat penyuntikan: selama pemberian anestesi rapid sequence induction, nyeri setelah injeksi pernah dilaporkan, terutama saat kesadaran pasien belum hilang sepenuhnya dan terutama ketika propofol diberikan sebagai agen penginduksi.
Dosis
Intubasi trakea
Dosis standar intubasi rocuronium bromide selama penggunaan anestesi rutin adalah 0,6 mg/kg berat badan, setelah itu kondisi intubasi yang adekuat dicapai dalam waktu 60 detik pada hampir seluruh pasien. Dosis rocuronium bromide 1,0 mg/kg berat badan direkomendasikan untuk intubasi trakea selama tindakan anestesi rapid sequence induction, setelah itu kondisi intubasi yang adekuat dicapai dalam waktu 60 detik pada hampir seluruh pasien. Apabila dilakukan pemberian dosis rocuronium bromide sebesar 0,6 mg/kg berat badan untuk rapid sequence induction, direkomendasikan untuk melakukan intubasi pada pasien 90 detik setelah pemberian rocuronium bromide. Pada pasien yang menjalani bedah caesar, hanya dosis sebesar 0,6 mg/kg berat badan yang direkomendasikan sedangkan dosis sebesar 1,0 mg/kg berat badan masih belum diteliti.
Dosis pemeliharaan
Dosis pemeliharaan rocuronium bromide yang direkomendasikan yaitu 0,15 mg/kg berat badan; untuk kasus anestesi inhalasi jangka panjang, dosis rocuronium bromide harus diturunkan hingga 0,075-0,1 mg/kg berat badan. Dosis pemeliharaan paling baik diberikan saat twitch height telah pulih sekitar 25% dari kontrol, atau saat munculnya 2-3 respons terhadap stimulasi train of-four (TOF).
Pasien anak-anak
Anak-anak (1 - 14 tahun) dan bayi (1 - 12 bulan) di bawah pengaruh anestesi halothan memiliki manifestasi sensitivitas yang sama dengan rocuronium bromide sebagaimana pada pasien dewasa. Onset rocuronium bromide lebih cepat pada bayi dan anak dibandingkan pada dewasa. Durasi klinis pada anak lebih singkat dibandingkan pada dewasa.
Pasien usia lanjut dan pasien dengan gangguan hati dan/atau saluran empedu dan/atau gagal ginjal
Dosis intubasi standar untuk pasien usia lanjut dan/atau pasien dengan gangguan hati dan/atau saluran empedu dan/atau gagal ginjal saat anestesi rutin yaitu sebesar 0,6 mg/kg berat badan. Pemberian dosis ini harus dipertimbangkan saat dilakukan rapid sequence induction apabila diharapkan terjadi perpanjangan durasi. Tanpa memperhatikan teknik anestesi yang digunakan, dosis pemeliharaan rocuronium bromide yang direkomendasikan yaitu sebesar 0,075-0,1 mg/kg berat badan, dan kecepatan infus sekitar 0,3-0,4 mg/kg/jam.
Pasien dengan berat badan berlebih dan obesitas
Saat digunakan pada pasien dengan berat badan berlebih atau obesitas (dengan nilai berat badan 30% atau lebih di atas berat badan ideal) dosis rocuronium bromide harus diturunkan dengan mempertimbangkan massa tubuh tanpa lemak (lean body mass).
Dosis untuk memfasilitasi ventilasi mekanik
Penggunaan dosis awal rocuronium bromide sebesar 0,6 mg/kg berat badan direkomendasikan, dilanjutkan dengan pemberian infus berkelanjutan sesegera mungkin saat twitch height telah pulih 10% atau setelah kemunculan kembali 1-2 kedutan terhadap stimulasi TOF. Titrasi dosis harus selalu dilakukan pada setiap pasien hingga menghasilkan efek yang diinginkan. Kecepatan infus awal yang direkomendasikan pada pasien dewasa untuk pemeliharaan blokade neuromuskular sebesar 80-90% (1 - 2 kedutan pada stimulasi TOF) yaitu 0,3-0,6 mg/kg/jam dalam 1 jam pertama pemberian, yang harus diturunkan pada 6 - 12 jam berikutnya, sesuai dengan respons masing-masing pasien. Setelahnya, dosis individual harus dijaga agar tetap konstan. Untuk memberikan kontrol yang optimal, pemantauan transmisi neuromuskular sangat dianjurkan. Tidak tersedia data pendukung untuk dosis rekomendasi fasilitas ventilasi mekanik pada pasien anak dan usia lanjut.
Kemasan
Kotak, 10 ampul @ 5 ml
Golongan
Anestesi
Perlu Resep
Ya
Cara Penyimpanan
SIMPAN PADA SUHU ANTARA 2-8°C DAN JANGAN DIBEKUKAN. PRODUK INI DAPAT DISIMPAN DI LUAR LEMARI ES HINGGA SUHU 25ºC SAMPAI MAKSIMAL 2 BULAN. SETELAH PRODUK DIKELUARKAN, TIDAK DAPAT DISIMPAN KEMBALI PADA SUHU 2-8°C.
SETELAH PENGENCERAN, LARUTAN STABIL SELAMA 72 JAM PADA SUHU DI BAWAH 30°C. BUANG SISA LARUTAN YANG TIDAK TERPAKAI.
Artikel Terkait
bottom of page